Tabel Kebenaran
2. Tabel Kebenaran
A. Deklarasi (Proposisi)
Pernyataan adalah kalimat yang
mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
(pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada
kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya.
Proposisi adalah kalimat yang
bernilai benar (true) atau salah (false). Preposisi selalu dinyatakan sebagai
kalimat berita, bukan sebagai kalimat tanya maupun perintah. Proposisi juga
merupakan kalimat yang bisa di buktikan kebenarannya,Proposisi juga dapat dinyatakan
dalam angka 1 yang artinya benar dan 0 artinya salah.
Kesimpulan:
Proposisi adalah kalimat
berita.
Pernyataan primer : pernyataan
yang tidak mengandung kata hubung kalimat (pernyataan tunggal/pernyataan atom).
Penyataan majemuk : pernyataan
yang mengandung satu atau lebih kata hubung kalimat.
Penjelasan:
– “689 > 354” = Ini adalah
pernyataan dan merupakan proposisi. Nilainya benar.
– “Tembok Berlin ada di
Jepang.” = Ini adalah pernyataan dan merupakan proposisi. Nilainya salah.
– “100000 < X” =Ini adalah
pernyataan tetapi bukan merupakan proposisi. Belum ada nilainya karena
merupakan kalimat terbuka. Disebut juga sebagai fungsi proposisi.
Berikut adalah contoh dari
proposisi :
6 adalah bilangan genap
Soekarno adalah presiden
pertama indonesia
15 > 12
20 – 15 = 5
Yogyakarta adalah kota pelajar
(Benar).
2+2=4
(Benar).
Semua manusia adalah fana
(Benar).
4 adalah bilangan prima
(Salah).
5×12=90 (Salah).
Ini adalah contoh Tabel
Proposisi
![Hasil gambar untuk contoh tabel kebenaran proposisis](https://catatanilkom.files.wordpress.com/2014/10/tabel-kebenaran.jpg)
Di bawah ini contoh yang bukan
merupakan proposisi :
Dimanakah kamu tinggal ?
Kembalikan buku itu
keperpustakaan !
10 + 3 = 13
Pernyataan diatas bukan
merupakan preposisi karena merupakan kalimat tanya dan perintah, kalimat C
tidak dapat ditentukan bukan merupakan preposisi karena merupakan kalimat tanya
dan perintah, kalimat C tidak dapat ditentukan sebagi preposisi. Karena kalimat
tersebut tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya yan seharusnya
hasil dari 10 + 3 = 13. Membentuk preposisi baru dapat dengan
cara mengombinasikan preposisi. Operator yang diguakan untuk mengkombisikan
preposis disebut logika. Operator logika dasar yang diguakan adalah dan (and),
atau (or) dan tidak (not). Preposisi baru yang didapat dari hasil
pengkombinasia tersebut dinamakan dengan preposisi majemuk.
B. Ekuivalen (Sama)
Ekuivalen adalah dua atau
lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama.
§ Dua kalimat disebut ekuivalen (secara logika) bila dan
hanya bila keduanya mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua substitusi
nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.
§ Jika p dan q adalah kalimat-kalimat yang ekuivalen, maka
dituliskan p º q. Jika p º q maka q º p
juga.
Dua atau lebih pernyataan
majemuk yang mempunyai nilai kebenaran sama disebut ekuivalensi logika dengan
notasi “ dua buah pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen, jika kedua
pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen-komponennya.
EKUIVALEN LOGIS ( ≡ )
Kapan dikatakan suatu
ekspresi logika ekuivalen logis???
1.
Jika kedua ekspresi logika adalah Tautologi ( T dan T pada Tabel Kebenaran ).
2.
Jika kedua ekspresi logika adalah Kontradiksi ( F dan F pada Tabel Kebenaran ).
3.
Pada Contingen, jika
urutan T dan F atau sebaliknya pada Tabel
Kebenaran tetap pada urutan yang sama.
Contoh 1 :
(1). Indah sangat cantik
dan peramah.
(2). Indah peramah dan
sangat cantik.
Kedua pernyataan diatas,
tanpa pikir panjang, akan dikatakan ekuivalen atau sama saja. Dalam bentuk
ekspresi logika dapat ditampilkan berikut ini :
A = Indah sangat cantik
B = Indah itu ramah
Ekspresi logikanya adalah
: (1).
A ^ B
(2). B ^ A
Jika dikatakan kedua
ekspresi logika tersebut ekuivalen secara logis, maka dapat ditulis :
( A ^ B ) ≡ ( B ^ A )
Ekuivalen logis dari
kedua ekspresi logika dapat dibuktikan dengan Tabel Kebenaran :
Contoh 2 :
(1). Badu tidak pandai, atau dia tidak jujur.
(2). Adalah tidak benar jika Badu pandai dan jujur.
Secara intuitif dapat ditebak kalau kedua pernyataan diatas sebenarnya sama saja, tetapi bagaimana jika dibuktikan dengan tabel kebenaran berdasarkan ekspresi logika.
A = Badu pandai
B = Badu jujur
Ekspresi logikanya adalah : (1). ¬ A v ¬ B (2). ¬( A ^ B )
Dengan tabel kebenaran dapat dibuktikan bahwa kedua ekspresi logika di atas ekuivalen.
Ekspresi logika diatas belum dikatakan ekuivalen logis meskipun nilainya di tabel kebenaran sama.Untuk menjadikannya ekuivalen logis maka digunakan perangkai ekuivalensi antara kedua ekspresi logika tersebut, dan akhirnya menghasilkan tautology.
C. Tautologi dan Kontradiksi
- Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya. Sebuah Tautologi yang memuat pernyataan Implikasi disebut Implikasi Logis. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan Tautologi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai B (benar) maka disebut Tautologi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.[1]
Contoh:
Lihat pada
argumen berikut:
Jika Tono pergi
kuliah, maka Tini juga pergi kuliah. Jika Siska tidur, maka Tini pergi kuliah.
Dengan demikian, jika Tono pergi kuliah atau Siska tidur, maka Tini pergi
kulah.
Diubah ke
variabel proposional:
A Tono
pergi kuliah
B Tini
pergi kuliah
C Siska tidur
Diubah lagi
menjadi ekspresi logika yang terdiri dari premis-premis dan kesimpilan.
Ekspresi logika 1 dan 2 adalah premis-premis, sedangkan ekspresi logika 3
adalah kesimpulan.
(1) A → B
(Premis)
(2) C → B
(premis)
(3) (A V C) → B
(kesimpulan)
Maka sekarang
dapat ditulis: ((A → B) ÊŒ
(C → B)) → ((A V C) → B
A
|
B
|
C
|
A
à B
|
C
à B
|
(A Ã B) ^ (C Ã B)
|
A
V C
|
(
A V C) Ã B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Dari tabel kebenaran diatas menunjukkan bahwa pernyataan majemuk :
((A → B) ÊŒ (C → B)) → ((A V C) → B adalah semua benar (Tautologi)[2].
- Kontradiksi adalah kebalikan dari tautologi yaitu suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh substansi yang salah, atau sebuah pernyataan majemuk yang salah dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan tersebut kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai F atau salah maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.[4]
Contoh dari Kontradiksi:
1. (A ʌ ~A)
Pembahasan:
A
|
~A
|
(
A ^ ~A)
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
Dari tabel kebenaran diatas dapatlah disimpulkan bahwa pernyataan majemuk (A ʌ ~A) selalu salah.
D. Aljabar Boolean
v Aljabar Boolean adalah struktur aljabar yang "mencakup intisari"
operasi logika AND, OR, NOR, dan NAND dan
juga teori
himpunanuntuk operasi union, interseksi dan komplemen.
Penamaan Aljabar
Boolean sendiri berasal dari
nama seorang matematikawan asal Inggris, bernama George Boole. Dialah yang
pertama kali mendefinisikan istilah itu sebagai bagian dari sistem logika pada
pertengahan abad ke-19.
Boolean adalah suatu tipe data yang hanya mempunyai dua
nilai. Yaitu true atau false (benar atau salah).
Pada beberapa bahasa pemograman nilai true bisa
digantikan 1 dan nilai false digantikan 0.
Aljabar Boolean Aljabar Boolean
memuat variable dan simbul operasi untuk gerbang logika. Simbol yang digunakan
pada aljabar Boolean adalah: (.) untuk AND, (+) untuk OR, dan ( ) untuk NOT.
Rangkaian logika merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah
penyeleseian perhitungan secara aljabar dan pengisian tabel kebenaran
digunakan sifat-sifat aljabar Boolean Dalam aljabar boolean digunakan 2
konstanta yaitu logika 0 dan logika 1. ketika logika tersebut diimplementasikan
kedalam rangkaian logika maka logika tersebut akan bertaraf sebuah tegangan.
kalau logika 0 bertaraf tegangan rendah (aktive low) sedangkan kalau logika 1
bertaraf tegangan tinggi (aktive high). pada teori–teori aljabar boolean ini
berdasarkan aturan–aturan dasar hubungan antara variabel–variabel boolean.
·
Dalil-dalil Boolean (Boolean postulates)
P1: X=
0 atau X=1
P2: 0 .
0 = 0
P3: 1 +
1 = 1
P4: 0 +
0 = 0
P5: 1 .
1 = 1
P6: 1 .
0 = 0 . 1 = 0
P7: 1 +
0 = 0 + 1 = 1
·
Theorema Aljabar Boolean 1.
1. T1:
Commutative Law
a. A +
B = B + A
b. A .
B = B . A 2.
2. T2:
Associative Law
a. ( A
+ B ) + C = A + ( B + C )
b. ( A
. B ) . C = A . ( B . C )
3. T3:
Distributive Law
a. A .
( B + C ) = A . B + A . C
b. A +
( B . C ) = ( A + B ) . ( A + C )
4. T4:
Identity Law
a. A +
A = A
b. A .
A = A
5. T5:
Negation Law
1. ( A’
) = A’
2. ( A’
)’ = A
6. T6:
Redundant Law
a. A +
A . B = A
b. A .
( A + B ) = A 7.
7. T7: 0 +
A = A
1 . A =
A
1 + A =
1
0 . A =
0
8. T8: A’
+ A = 1
A’ . A
= 0
9. T9: A +
A’ . B = A + B A . ( A’ + B ) = A . B
10. T10: De
Morgan’s Theorem
a.
(A+B)’ = A’ . B’
b. (A .
B)’= A’ + B’
Contoh Soal : Contoh :
1. X + X’ .Y = (X + X’).(X +Y)
= X+Y
2. X .(X’+Y) = X.X’ + X.Y = X.Y
3. X.Y+ X’.Z+Y.Z = X.Y + X’.Z +
Y.Z.(X+X)’
= X.Y + X’.Z + X.Y.Z + X’.Y.Z
= X.Y.(1+Z) + X’.Z.(1+Y)
= X.Y + X’.Z
v Pengecekan tipe data boolean
pada C
bool
my_variable = true;
if (my_variable) {
printf("True!\1");
}
else {
printf("False!\0");
}
v Pengecekan tipe data boolean
pada javascript
var myVar = new Boolean(true);
if ( myVar ) {
alert("boolean");
}
else {
alert("bukan boolean");
}
v Pengecekan tipe data
Boolean pada PHP
PHP memiliki tipe data boolean
dengan dua nilai true dan false (huruf besar atau kecil tidak berpengaruh).
<?php
$myVar
= true;
$myString
= 'String';
if (is_bool ($myVar)) {
echo "boolean";
}
else {
echo "bukan boolean";
}
if (is_bool ($myString)) {
echo "boolean"
}
else {
echo "bukan boolean";
}
?>
Ø Nilai yang ekuivalen dengan false
adalah:
·
false
·
zero
·
"0"
·
NULL
·
array
kosong
·
string
kosong
v Aljabar boolean,
adalah sistem aljabar himpunan atau proposisi yang memenuhi aturan-aturan
ekivalen logis.
a. Misalkan B dengan
operasi + (OR) dan * (AND), atau suatu komplemen, dan dua elemen yang beda 0
dan 1 yang didefinisikan pada himpunan atau proposisi, sehingga a,b dan c
merupakan elemen B yang mempunyai sifat-sifat identitas, komutatif, distributif
dan komplemen.
b. Misalkan F dengan
operasi + (OR) dan ● (AND), atau suatu komplemen (‘), dan dua elemen yang beda
0 dan 1 yang didefinisikan pada himpunan atau proposisi, sehingga a,b dan c
merupakan elemen B yang mempunyai sifat-sifat identitas, komutatif, distributif
dan komplemen.
v Fungsi Aljabar Boolean :
![Tabel Fungsi Aljabar Boolean](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglh3BcLZTkf8lSvZQ7owD5L4wloKvET5Y5s-gQ35DxmeJ-2uYKI1k9dO9Ns0DovqE28SlxHLa4jSEf-nXGvLDxRzUWye9ds0tv7lSIB1TsnifGWig5z-3r0qJBmij1ezAF1tT5HRGtJw/s640/tabel.png)
v Terdapat 2 jenis Teorema dalam
Aljabar Boolean :
§ Teorema variabel tunggal :
Teorema
variable tunggal diperoleh dari hasil penurunan operasi logika dasar OR, AND,
dan NOT yang mana teorema itu meliputi teorema 0 dan 1, identitas idempotent,
komplemen dan involusi.
§ Teorema variabel jamak :
Teorema
variable jamak terdiri dari teorema komutatif, distributive, asosiatif, absorsi
dan morgan.
v Hukum
Aljabar Boolean
Dengan menggunakan Hukum
Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan menyederhanakan Ekspresi Boolean
yang kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan
dalam sebuah rangkaian Digital Elektronika.
Berikut 6 tipe Hukum yang
berkaitan dengan Hukum Aljabar Boolean :
1. Hukum Komutatif (Commutative
Law)
Hukum Komutatif menyatakan
bahwa penukaran urutan variabel atau sinyal Input tidak akan berpengaruh
terhadap Output Rangkaian Logika.
Contoh :
·
Perkalian (Gerbang Logika AND)
X.Y =
Y.X
·
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
X+Y =
Y+X
Catatan : Pada penjumlahan dan
perkalian, kita dapat menukarkan posisi variabel atau dalam hal ini adalah
sinyal Input, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya.
![Hukum Komutatif](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghMK-K5ifC9b-FLl9zZ7C1PVkKassraEyWmsa4ZsGk4ZDS-7uOF-Cz6KUlG-V9K4NCbz22dVeu8umPd2zj5dG_C1EevYaszthR7TVgBaW1Ejjr5h1q-cyzlO7QrezNjDZ7E2KF0Chnqw/s640/Hukum-Komutatif.jpg)
2. Hukum Asosiatif (Associative
Law)
Hukum
Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak akan berpengaruh
terhadap Output Rangkaian Logika.
Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND)
W . (X . Y) = (W . X) . Y
Penjumlahan
(Gerbang Logika OR)
W + (X + Y) = (W + X) + Y
W + (X + Y) = (W + X) + Y
Catatan :
Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi variabel dalam
hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap sama atau tidak
akan mengubah keluarannya. Tidak peduli yang mana dihitung terlebih dahulu,
hasilnya tetap akan sama. Tanda kurung hanya sekedar untuk mempermudah
mengingat yang mana akan dihitung terlebih dahulu.
![Hukum Asosiatif](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZcBXMfh57hux11l5UtG7Pzmuz8YgW_xNVcuW-eKltqoFcaQ932fvaGBk_woEZPl0GofcbOib6xK_SYLf2xtqAaSzrQ_Dc6rzrlmqHw8X8FDeHvtk3rOMOqQn0Hc4Vi477QGqy23QeXQ/s640/Hukum-Asosiatif.jpg)
3. Hukum Distributif
Hukum
Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input dapat
disebarkan tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan tersebut tidak
akan mempengaruhi Output Keluarannya.
![Hukum Asosiaif OR](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWbscnK3W4uhI6afxLvuou4uYT62UiQs0eTjVkPk_7pPgTUPm3YLDTEF107hUi3ZvE1dxvitIuw2-igbtSk-znh5bM8sUjDEtT0pUBsW89rjKTYHffpU5vm3moxqnSeqP7VZabIMxEVQ/s640/Hukum-Asosiatif-OR.jpg)
4.
Hukum AND (AND Law)
Disebut
dengan Hukum AND karena pada hukum ini menggunakan Operasi Logika AND atau
perkalian. Berikut ini contohnya :
![Hukum AND](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu687XniLdsBUlW0g1EfD3dFWEM87sIqSDjeDenqBqeKC3gow6cGGUXIAputpQCcjBChsqhZY0w69ZKHYOcKQX6p6qNnUYZzd-caQLsJKnWJNc4hz9PiWSUpiB1CwVPoamg9aY3Jng3Q/s400/Hukum-AND.jpg)
5. Hukum OR (OR Law)
Hukum OR menggunakn Operasi
Logika OR atau Penjumlahan. Berikut ini adalah Contohnya :
![Hukum OR](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKM4nA8jnWczqSFMBjNCL2BgYIPinhP3Xnksa8XAHp_aJhaJTD54ie7ys4Lw9mQg87GZJJQKd4o5K2JbRHfQCKF5EI2iDPBg_nTxBAgs18BJK6EpHqLHKGG3KuZkU84KgJrBG6kRjaDA/s400/Hukum-OR-.jpg)
6. Hukum Inversi (Inversion Law)
Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum Inversi ini menyatakan jika terjadi Inversi ganda (kebalikan 2 kali) maka hasilnya akan kembali ke nilai aslinya.
![Gerbang Logika NOT](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3vle1FAKy-3lN-6FtWdS75FlpeCDXIgKDOT_BNtUm_3hD1Y306eY1tt6WCeoEq3HvV28i9tam8RT3DZEcrv0I9LcY_Npq75Ko3T8BR4NhnPEE8-SI1iS6pIVqGR5ENOmi5yagND6WkA/s1600/Hukum-NOT.jpg)
Jadi, jika suatu Input (masukan) diinversi (dibalik) maka hasilnya akan berlawanan. Namun jika diinversi sekali lagi, hasilnya akan kembali ke semula.
Sekian artikel tentang Tabel Kebenaran, semoga dapat berguna dan menambah ilmu .
Sumber :
- http://dedekyohana93.blogspot.com/
- http://otnaites.blogspot.com/2015/10/ekuivalensi-logika-informatika.html#.XL__V_kxDIU
- https://dewadewonah.wordpress.com/2015/10/28/pernyataan-atau-proposisi/
- http://bang-teknik.blogspot.com/2016/07/aljabar-boolean-dan-logika-gerbang.html
Komentar
Posting Komentar